Yang Padat, Singkat, Dan Juga Sedikit...






Oleh    : Muhammad Asfiroyan
Seri Notes Facebook


“Beban perkuliahan bagi mahasiswa D1 Perpajakan lebih berat bila dibandingkan dengan perkuliahan D3 Reguler...... Tak ayal, setiap harinya mahasiswa D1 sibuk dengan kegiatan perkuliahan mereka...”

(Tabloid Civitas ; Rubrik Liputan Utama, Hal. 5)


Dilematis. Itulah kata yang tepat untuk menggambarkan kondisi kalimat prolog diatas. Bagaimana tidak ?? Disaat kaderisasi dan regenerasi menjadi hal wajib setiap tahunnya bagi elkam-elkam Ali Wardhana, pengumuman resmi Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan bulan Juli 2011, yang menetapkan bahwa USM STAN 2011 hanya akan membuka penerimaan Diploma 1 Kepabeanan dan Cukai, serta Diploma 1 Pajak, menjadi petir yang menyambar KM STAN di tengah hari bolong. Status quo akhirnya berubah. Tahun akademik ini, cuma ada segelintir mahasiswa botak yang mengikuti Dinamika. Jumlah mereka 250an kepala. Benar-benar terhitung jari oleh 30 mahasiswa kakak tingkat mereka. Mereka lah mahasiswa Diploma 1 Pajak yang ditempatkan pendidikannya di STAN.... Masa pendidikan mereka pun hanya 1 tahun, dengan masa perkuliahan efektif hanya 8 bulan. Ditambah lagi, mereka memiliki beban kuliah yang terbilang berat... Mereka harus menjalani 10 mata kuliah atau 25 SKS setiap semesternya.... Suram. Sungguh suram... Apa yang bisa diharapkan dari mereka untuk regenerasi pengurus KM STAN ??  Bagaimana mereka diberdayakan dengan kuantitas dan waktu sesempit itu ?? Bagaimana dengan masa depan KM STAN setelah angkatan 2009 dan mereka tamat ?? Bagaimana ??......


Pun setelah dipikirkan dengan brainstorming macam apapun,, masalah pelik ini tetap sulit dipecahkan. Dilematis...



***

Ketika acara PPMB Pajak 2011 digelar untuk menyambut mahasiswa D1 Pajak kala itu, saya memberanikan diri untuk mendaftar sebagai panitia acara tersebut. Tepatnya saya masuk di bidang Mentoring. Beberapa mahasiswa D1 pun dinobatkan untuk menjadi bimbingan saya selama 2 hari.... Perjalanan pun dimulai. Pada awal mula bertemu mereka (menti-menti saya), saya sejenak berpikir,, apakah mereka memerlukan acara seperti ini ?? Mereka hanya akan ‘mampir’ sebentar disini, tidak perlu dibuat kegiatan seperti ini. Kegiatan ini hanya menghabiskan waktu, biaya dan tenaga saja. Bahkan dalam pikiran saya juga terbersit sebuah klausa yang cukup jelek, “‘Dengan keberadaan mereka yang hanya sejenak saja disini, rasanya agak riskan jika kita mempercayakan amanah dan tanggung jawab kepada mereka dalam kepanitian dan organisasi di kampus kecil ini. Malah mereka pun sebenarnya masih tidak layak untuk disebut sebagai Mahasiswa STAN ‘Konvensional’”.......
Namun, pikiran saya berubah setelah melihat karakter-karakter mereka. Mereka memiliki kekuatan untuk membangun kampus ini, sama seperti kami yang DIII. Saya ketika Dinamika waktu dulu pun, tidak sekompak, sesolid, dan sekreatif mereka. Mereka potensial. Mereka bisa meneruskan tongkat estafet kepengurusan kampus tercinta ini.... Namun sayang, masalah pelik diawal tetap menghadang....Dan saya sebagai calon wakil mahasiswa, tentu dituntut dan secara sadar memiliki kewajiban untuk mencari jalan keluar judul tulisan ini...


***


Konsep dan gagasan yang saya akan paparkan selanjutnya, adalah sedikit dari sekian banyak solusi yang mungkin dipikirkan dan terpikirkan,, dalam rangka pemberdayaan SDM (Sumber Daya Mahasiswa) D1 Pajak. Saya tidak ingin dulu membahas implementasi dan bentuk kebijakannya seperti apa, karena keterbatasan waktu, pikiran dan lingkup penulisan. Berikut akan dijabarkan dalam poin-poin beserta penjelasan :


1.         Pemberdayaan yang sesuai dengan ‘beban’ mereka...
Walau bagaimanapun disanggah, kita harus tetap mengakui statement ini, bahwa teman-teman kita di Diploma 1, tetaplah memiliki keadaan yang berbeda dari mahasiswa reguler angkatan sebelumnya. Mereka dituntut dengan materi kuliah yang hampir sama bobotnya seperti materi kuliah Diploma III, tetapi dengan waktu yang dipangkas sedemikian rupa. Bisa saya analogikan dengan kehidupan SMA, bahwa mahasiswa D III adalah siswa kelas umum, sementara mereka adalah siswa kelas akselerasi. Materi-materi kuliah seperti Pengantar Akuntansi yang dipelajari selama 2 semester di Diploma III (Pengantar Akuntasi 1 & 2), hanya dijadikan 1 semester !!.... Jujur saja, belajar mata kuliah tersebut dalam 2 semester saja terbilang berat dan mampu membuat kita keteteran , bagaimana jika dipadatkan menjadi 1 semester ?? Inilah yang membuat mereka, teman-teman Diploma 1, lebih concern kepada permasalahan akademis ketimbang organisasi, karena mereka memang dituntut ‘lebih’ dalam hal itu...
Solusi yang bisa saya kemukakan disini, adalah bahwa sebaiknya, nilai-nilai keaktifan berorganisasi yang berusaha kita tanamkan kepada mereka, memperhitungkan beban-beban akademis yang mereka tanggung. Jangan sampai kita mengajak mereka kepada tanggung jawab elkam maupun kepanitian yang justru membuat mereka memilih untuk menjadi apatis, karena akifitas tersebut memiliki efek kaunter terhadap kuliah di kelasnya. Pemberdayaan yang cocok bagi mereka adalah dengan mengikutsertakan mereka di organisasi dengan beberapa pengecualian, artinya mereka diberi peran yang cukup dalam organisasi dan kepanitian di KM STAN, namun mereka juga diberi hak eksklusif, guna menyeimbangkan porsi kesibukan mereka antara kuliah dan rapat. Contoh dari hak eksklusif yang saya singgung disini seperti misalnya, jika mereka masuk ke elkam A, maka perannya secara berkesinambungan , sewajarnya sama seperti mahasiswa DIII yang lain, namun tanggung jawabnya akan jalannya elkam tersebut layaknya disesuaikan dengan beban akademisnya. Mungkin akan ada rasa ketidakadilan disini, namun kita juga seharusnya melihat, bahwa mereka pun pasti merasakan ketidakadilan dari sudut pandang akademis. Mereka belajar lebih berat dari kita, sementara ketika lulus dan menjadi PNS, golongan merekalah yang lebih rendah (PNS golongan IIA kalau saya tidak salah). Oleh karena itu, ini, menurut saya, adalah salah satu solusi yang cukup adil bagi mereka....


2.         Pemberdayaan yang sesuai dengan ‘waktu’ mereka...
Lagi-lagi batang kurus ini berputar seperti terlalu cepat. 1 tahun. Waktu yang lama bagi seseorang untuk belajar naik sepeda, namun sangat singkat bagi 'cluster’ Diploma I Ali Wardhana untuk belajar berbagai hal dari kampus ini, pun untuk turut andil, serta berpartisipasi penuh bagi keberlangsungan hidup KM STAN.
Dalam masa-masa kepengurusan konvensional, kita sering bahkan selalu melihat masa kepengurusan organisasi yang selalu nyamain masa 1 tahun akademik/kalender. Bahkan masa kepengurusan ini baru dimulai setelah masa magang dulu. Inilah yang mungkin membuat mereka, mahasiswa D1, menjadi enggan untuk ikut berkontribusi di keorganisasian. Bentuk periode ini mencekik leher mereka, menohok dada mereka, dan membuat mereka sakit perut bukan kepalang. Bagaimana mereka bisa ikut berorganisasi dengan orientasi waktu seperti itu ?? Hal ini, perlu diperbaiki lebih lanjut. Seperti di bagian sebelumnya, maka pada bagian ini pun saya mengusulkan untuk diberlakukannya hak eksklusif bagi rekan-rekan Diploma 1. Selayaknya periode kepengurusan mereka diperpendek, misalnya jadi 3-4 bulan, dengan masa magang yang selayaknya dipangkas. Masih belum terlambat, jika ide ini diimplementasikan sekarang. Mereka masih punya 3 bulan di kampus ini, dan selayaknya jangan sampai 3 bulan itu menguap begitu saja tanpa ada usaha memberdayakan mereka, karena mereka juga punya potensi yang sama seperti kita....


3.         Pemberdayaan yang sesuai dengan ‘lingkungan’ mereka...
Lingkungan mereka, kalau boleh saya generalisir, mungkin tak ubahnya seperti lingkungan tingkat 3 yang akan lulus. Yap, setelah ini pun mereka akan lulus, berbarengan dengan tingkat 3 Diploma 3. Karena lingkungan seperti inilah, selayaknya pemberdayaan mereka di keorganisasian, disesuaikan sehingga mereka mampu menimba ilmu dan pengalaman dari keaktifan mereka, yang akan berguna bagi mereka di dunia kerja nanti....



Beberapa solusi yang saya jabarkan disini, tidak lah mencakup keseluruhan solusi dan tindakan yang bisa kita ambil dalam pemberdayaan mahasiswa-mahasiswa DI Pajak tahun ini. Namun, satu hal yang aksioma adalah, bahwa pemberdayaan yang kita bahas panjang lebar, semua ide-ide yang tertuang, dan untaian-untaian kalimat ini, tidak akan berguna jika kita tidak memulai perjuangan itu, dari sekarang.....:)



“3M,

Mulai dari DIRI SENDIRI..........

Mulai dari YANG KECIL............

Mulai SAAT INI...........!!!”

(K.H. Abdullah Gymnastiar)



***


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kurapika?

Teruntuk Bunga Mawarku..

Opor Ayam a la Bang Jamik