Teruntuk Bunga Mawarku..




Salam hangat untukmu, wahai bunga mawarku. Bagaimana kabarmu nun jauh disana ?? Semoga engkau masih seperti dulu, selalu menyejukkan hatiku dengan diammu yang tak terperi indahnya. Tenang saja, engkau tak perlu mengkhawatirkan aku, karena aku disini baik-baik saja, bahkan lebih baik dari keadaanku dulu ketika menjumpaimu di padang Aoia bertahun-tahun yang lalu...



Bunga mawarku, dari rumah kecilku saat ini, aku cuma ingin menyapamu sejenak. Mencoba menyelimuti rinduku yang semakin menggigil dari waktu ke waktu. Aku teringat kembali hari itu, hari dimana aku melihatmu merekah merah sendiri, kesepian, dan tersakiti di tengah dinginnya daratan Utara. Jujur, kalau aku bisa, aku ingin selamanya disana, melindungimu, menjagamu, menemanimu, menjadi pelita kecil yang berarti bagi hidupmu. Aku menyadari, mawarku, bahwa aku pun kesepian dan tersakiti, sama seperti dirimu. Namun, kita tentu harus menyadari perbedaan kita. Apakah engkau tahu, saat-saat di padang Aoia, bahwa aku selalu peduli padamu ?? Yah, mungkin engkau tidak tahu dan tidak mau tahu. Engkau lebih memilih diam, membuang wajahmu dan mengurung dirimu dengan duri-duri yang menyakitkan. Engkau memilih mengucilkan dirimu dari dunia, dari diriku, sampai pada akhirnya kita dipisahkan oleh waktu...

Bunga mawarku, ingatkah engkau saat-saat aku mengirimkan surat-surat itu kepadamu ?? Kerinduanku saat itu seperti kerinduan seorang perantau yang terpisahkan begitu lama dari kekasihnya. Ku tulis berbagai untaian puisi, sajak, dan dongeng-dongeng, guna menghibur dan menyenangkan hatimu. Apakah engkau senang ?? Apakah engkau bahagia membacanya, wahai putri sang rembulan ?? Semoga iya, karena aku disini, sedang menulis surat yang lain untukmu. Jika tidak, maka engkau tahu, setidaknya masih ada makhluk lain di bumi ini yang peduli akan dirimu...

Bunga mawarku, aku ingin sekali mengajakmu berkelana bersamaku. Menggapai impian-impianmu untuk menjelajahi dunia. Mengarungi sungai Eufrat dan Tigris dengan perahu kano. Kamu tahu itu kan ?? Kamu selalu bermimpi tentang negeri Mesopotamia yang subur, betapa inginnya kamu kesana. Tak lupa, aku juga akan pergi mengajakmu melihat indahnya bintang Sirius dari lembah perbukitan Ararat. Di padang Aoia, engkau tak pernah bisa menikmati bintang-bintang di malam hari. Engkau hanya tertunduk lesu, seakan mengharap dirimu layu diterpa angin. Tapi aku akan menjamin kepadamu, mawarku, sensasi mengembara di bumi Allah yang luas ini, yang belum pernah terbayangkan sebelumnya. Karena dunia bukan cuma padang rumput yang dingin dan berkabut, dunia tak sedingin dan tak semurung dirimu disana...

Bunga mawarku, terlampir bersama salamku padamu, aku ingin menyampaikan maaf, maaf untuk semuanya. Aku tak bisa menjadi seperti yang kamu mau. Aku menyadari bahwa aku hanya pengembara dekil yang hampir tak punya tujuan hidup. Aku hanya memiliki selembar pakaian compang-camping untuk menghangatkan tubuh. Aku hanya mengandalkan kakiku untuk berkelana dari gunung ke gunung, daratan ke daratan. Tapi, wahai bungaku yang indah, aku tidak seperti dirimu. Engkau selalu kecewa kepada Tuhan, padahal engkau adalah bunga yang cantik, engkau adalah permaisuri Aoia, engkau adalah, dirimu.... Mengapa engkau selalu kecewa ?? Mengapa engkau selalu murung ?? Jika engkau mau, engkau bisa memiliki Mesopotamia seorang diri, engkau bisa pergi dan menggenggam Sirius dalam dekapanmu yang sesungguhnya menghangatkan itu, engkau bisa menggapai dunia yang engkau inginkan...

Bunga mawarku, aku merindukanmu, merindukan senyummu, merindukan semangat hidupmu, walaupun aku tak pernah melihatnya. Seandainya engkau tahu jerit hatiku, seandainya desir angin yang turun dari gunung salju Elbrus mampu menyadarkanmu, akh... tentu engkau tidak seperti ini. Tentu dunia akan menyambutmu dengan senyumnya... Semua akan berubah, jika engkau mau mengubahnya, dan jika engkau mau akan itu, kabari aku, karena aku disini, masih menunggumu, dan masih merindukanmu....


***

Oh iya,, aku melupakan hal sangat penting. Sudah lama aku ingin bertanya tentang ini...



Apakah engkau tahu, siapa namaku ??




Kalau tidak, perkenalkan, namaku.................






Akh, sungguh, apalah arti namaku bagimu ?? Cukuplah engkau mengenalku sebagai pengagummu, orang yang akan menjadi temanmu, dikala seluruh dunia memusuhimu, dan dikala engkau membenci dirimu sendiri...:D

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kurapika?

Opor Ayam a la Bang Jamik